Selasa, 18 Agustus 2015

makalah: BEDAH MINOR (PENANGANAN LUKA TERINFEKSI)


MAKALAH
BEDAH MINOR  
(  PENANGANAN LUKA TERINFEKSI  )


 

DISUSUN OLEH KELOMPOK 9 :
ARBAIDAH
DAVID ABRAHAM NATHANAEL ESRA
SITI SARAH
( KELAS XI PK 1 )







SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 MURUNG PUDAK
PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2014/2015


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “bedah minor penanganan luka terinfeksi”.
penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan kritikan yang bersifat membangun sangat diperlukan penulis demi kesempurnaan penulis dikemudian hari.
Semoga segala bentuk upaya telah penulis laksanakan akan membuahkan hasil sesuai dengan yang diharapkan dan semoga makalah dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, pembaca sekalian, serta masyarakat banyak terutama hal menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.






Tabalong, 31 Maret 2015


Penulis


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................. i
KATA PENGANTAR.............................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................ iii

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1  Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah................................................................................ 2
1.3  Tujuan.................................................................................................. 2
1.3.1        Tujuan Umum.............................................................................. 2 
1.3.2        Tujuan Khusus............................................................................. 2
1.4  Manfaat................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................... 3
2.1  Pengertian Luka................................................................................... 3
2.2 Tanda-Tanda Infeksi............................................................................ 3
2.3 Penanganan Luka Terinfeksi................................................................ 4
2.4 Pencegahan Luka Terinfeksi................................................................ 5
2.5 Perawatan Luka................................................................................... 6

BAB III PENUTUP.................................................................................. 9
3.1 kesimpulan........................................................................................... 9
3.2 saran..................................................................................................... 9
3.2.1 Bagi Masyarakat............................................................................. 9
3.2.2 Bagi Sekolah................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 10

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
 Luka adalah suatu diskontinuitas jaringan yang disebabkan karena trauma, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan. Bentuk dari luka berbeda tergantung penyebabnya, ada yang terbuka dan tertutup. Salah satu contoh luka terbuka adalah insisi dengan robekan linier pada kulit dan jaringan di bawahnya oleh karena itu sangat penting untuk mengembalikan integritas kulit sesegera mungkin. Kulit berperan penting dalam kehidupan manusia, antara lain dengan mengatur keseimbangan air serta elektrolit,termoregulasi, dan berfungsi sebagai sawar terhadap lingkungan luar termasuk mikroorganisme (Pusponegoro dkk., 2005; Cohen dkk., 1999).
Tujuan utama pengobatan luka adalah mengembalikan fungsi dan bentuk jaringan kulit kembali normal dengan komplikasi seminimal mungkin. Luka yang terjadi akan mengalami proses penyembuhan secara alami dengan melewati tahap-tahap penyembuhan luka. Proses penyembuhan luka adalah proses normal yang terjadi di dalam tubuh (Guo dan Dipietro, 2010). Proses ini dapat dibagi ke dalam 3 fase utama yaitu inflamasi, proliferasi atau fibroplasia, dan remodeling. Proses proliferasi dimulai pada hari ke-4 dan akan mencapai puncaknya pada hari ke-7. Ketiga tahap proses penyembuhan luka tersebut terjadi secara tumpang tindih (Kalfas, 2001).
Infeksi luka pasca operasi merupakan kejadian yang sering ditemukan pada kasus tindakan bedah. Sekitar 10-16% dari seluruh kasus infeksi di rumah sakit adalah infeksi luka pasca operasi (Singhal dan Zammitt, 2002) dan 77% dari kasus infeksi tersebut menyebabkan kematian (Mangram, 1999).



1.2  RUMUSAN MASALAH
1.2.1        Apa Saja Pengertian Luka ?
1.2.2        Apa Saja Tanda-Tanda Infeksi ?
1.2.3        Apa Saja Penanganan Luka Terinfeksi ?
1.2.4        Apa Saja Pencegahan Luka Terinfeksi ?
1.2.5        Apa Saja Perawatan Luka ?

1.3  TUJUAN
1.3.1        Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang bedah minor penanganan luka terinfeksi lebih luas lagi.
1.3.2        Tujuan khusus
a.       Untuk mengetahui tentang Pengertian Luka
b.      Untuk mengetahui tentang Tanda-Tanda Infeksi
c.       Untuk mengetahui tentang Penanganan Luka Terinfeksi
d.      Untuk mengetahui tentang Pencegahan Luka Terinfeksi
e.       Untuk mengetahui tentang Perawatan Luka

1.4 MANFAAT
Manfaatnya adalah mengetahui apa saja bedah minor penanganan luka terinfeksi sehingga menambah wawasan yang lebih luas lagi dari makalah ini.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1  PENGERTIAN LUKA
Infeksi adalah masuknya mikroorganisme patogen atau kuman ke dalam tubuh dan jaringan yang terjadi pada individu

2.2  TANDA –TANDA INFEKSI
2.2.1        Badan terasa panas
2.2.2        Luka kemerahan
2.2.3        Luka bengkak 
2.2.4        Luka bernanah
2.2.5        Luka keluar cairan bening dan campur darah.
2.2.6        Nyeri pada luka yang bertambah keras

2.3  PENANGANAN LUKA TERINFEKSI
2.3.1        Etiologi
       Selulitis sering disebabkan infeksi streptokok. Bila terjadi pada luka yang dijahit primer biasanya disebabkan oleh stafilokok. Suatu infeksi yang berat kemungkinan merupakan infeksi Clostridial myositis (gangren gas dengan masa inkubasi _+ 48 jam) dan Clostridial cellulitis (masa inkubasi 3-4 hari).
2.3.2        Manifestasi Klinis
       Luka dinyatakan terkena infeksi, menjadi
abses atau selulitis bila terdapat tanda tanda: tumor (massa, edema), kalor (kenaikan suhu), rubor  (warna kemerahan/eritema), dan dolor (rasa nyeri). Selain itu luka yang terus-menerus mengeluarkan eksudat purulen atau luka kronis yang disertai infeksi juga menunjukkan terjadinya infeksi. Sebagian besar infeksi bermula sebagai selulitis. suatu infeksi jaringan kulit dan subkutis yang tidak terlokalisir.

Suatu infeksi yang berat oleh Clostridial myositis mula-mula ditandai dengan nyeri. Kulit di sekitar luka berwarna pucat, mengkilat, serta sembab. Biasanya disertai keluarnya cairan encer kecoklatan yang berbau busuk. Kadang-kadang disertai tanda-tanda sistemik seperti demam dan menggigil. Sementara infeksi terus berjalan, tekanan darah akan menurun dan pasien tampak sangat lemah. Krepitasi baru terjadi bila proses telah lanjut.
Sedangkan infeksi oleh Clostridial cellulitis adalah infeksi fasia dan jaringan ikat yang disertai krepitasi. Meski secara sistemik kurang toksik, kerusakan jaringan yang terjadi bisa sangat luas.

2.3.3 Penatalaksanaan
1. Pada tahap awal, atasi dengan pemberian antibiotik
2. Bila telah terjadi supurasi dan fluktuasi, lakukan insisi

2.3.4 Tindakan
1. Perlengkapan: cairan antiseptik, alat dan zat anestesi, skalpel bermata nomor 11, kuret, kassa, tampon, pembalut
2. Tindakan dilakukan sesuai prinsip asepsis dan antisepsis
3. Tindakan anestesi:
·         Pada abses yang dalam, lakukan infiltrasi tepat di atas abses
·         Bila letak abses di permukaan, lakukan anestesi dengan etil klorida yang disemprotkan sampai terbentuk lapisan putih mirip salju.
4. Tusukkan dan buat insisi lurus dengan mata skalpel ke dalam abses di tempat yang mempunyai fluktuasi maksimal. Bila rongga abses cukup besar dan kulit di atasnya mengalami nekrotik, lakukan insisi silang kemudian atap abses dibuang dengan mengeksisi sudut-sudutnya. Jika tidak ingin melakukan eksisi, sayatan harus cukup panjang agar luka terbuka lebar dan tidak terlalu cepat menutup kembali.
5. Keluarkan pus. Lokuli di dalam abses dapat dirusak dengan jari, sedangkan membrannya bisa dikeluarkan dengan hati-hati dengan alat kuret.
6. Setelah pus dikeluarkan seluruhnya, rongga diisi tampon. Dapat digunakasn tampon berupa pita yang bisa terbuat dari kasa yang telah dibasahi parafin atau potongan sarung tangan steril. sisakan ujung pita di luar rongga. Tampon tidak boleh dijejalkan terlalu padat karena akan menghalangi keluarnya eksudat dan menghambat obliterasi luka.
7. Tutup luka dengan balutan yang menyerap cairan sebagai kompres basah dan memberikan tekanan yang lebih dibanding biasanya. Kompres dapat menggunakan larutan garam fisiologis atau antiseptik ringan. Balutan diganti minimal sehari 3 kali.
8. Periksa luka 24 – 48 jam kemudian dan angkat tampon. Bila eksudat masih mengalir ulangi tindakan ini tiap 48 – 72 jam sampai tanda-tanda penyembuhan mulai terlihat.
Bottom of Form
2.4  PENCEGAHAN LUKA TERINFEKSI
1.4.1        Jaga Kebersihan Badan
Bersihkan badan dengan waslap 2 kali sehari dan gunakan sabun, tetapi hindari luka agar tidak terkena air.
1.4.2        Makan makanan yang mengandung gizi seperti ikan, telur daging, tahu, tempe sayur, buah dan susu.
1.4.3        Lakukan mobilisasi sedini mungkin sesuai dengan kemampuan.
1.4.4        Minum air paling sedikit 2 liter perhari.
1.4.5        Minum obat secara teratur.
1.4.6        Waspada jika ada tanda-tanda badan panas, luka bengkak dan tambah sakit.
1.4.7         Perhatikan kebersihan luka.






2.5  PERAWATAN LUKA
Pengetahuan operator tentang komplikasi  yang akan terjadi  akan membekali pasien/ orangtua/ wali dalam pemeliharaan dan pengawasan luka paska operasi. Seringkali  operator lupa menjelaskan berbagai hal yang harus atau tidak boleh dilakukan setelah operasi
Seperti pada perawatan paskaoperatif lain, perawatan setelah bedah minor pun tidak berbeda. Yang membedakan adalah ukuran lukanya relatif kecil. Luka operasi sebaiknya tetap kering, minimal selama tiga hari untuk menghindari kontaminasi kuman.

2.5.1 Penggantian Balutan
Pelepasan balutan ini dapat dilakukan pada hari ketiga karena pada saat tersebut luka umumnya sudah kering. Jika terjadi kesulitan melepaskan kasa, luka dapat dibasahi dahulu dengan iodin povidon 10% atau cairan steril lainnya beberapa saat sampai kasa basah dan mudah dilepas.
Setelah luka kering, tidak perlu lagi dibungkus dengan kasa, jika masih sedikit basah bisa ditetesi iodin povidon 10% sampai luka kering,
Jika luka produktif apakah mengeluarkan nanah atau seroma, maka segera harus dievakuasi. Evakuasi bisa dilakukan dengan menekan luka atau embuka sebagian jahitan. Selanjutnya dapat dilakukan penggantian balutan yang menyerap cairan/pus. Selengkapnya dapat dilihat di komplikasi paska operasi

2.5.2 Pengangkatan Jahitan
Pengangkatan jahitan dilakukan jika benang yang digunakan jenis non absorbable. Pengangkatan tergatung pada
a.       Jenis operasi
b.      Lokasi
c.       Jenis benang
Pada penjahitan di muka dengan menggunakan benang di atas 5-0 umumnya dibuka hari ke 3 – 5.
Area
  Removal time (days)
Face
3 to 5
Neck
5 to 8
Scalp
7 to 9
Upper extremity
8 to 14
Trunk
10 to 14
Extensor surface hands
14
Lower extremity
14 to 28
Teknik pengangkatan jahitan dapat dilihat di bab ikatan dan jahitan
2.5.3 Monitoring Tanda-Tanda Komplikasi
     Komplikasi yang sering terjadi adalah perdarahan dan infeksi. Komplikasi lainnya jarang ditemukan, kenali gejala dan tandanya .
1.      Perdarahan
Perhatikan jika ada perdarahan aktif. Lakukan dep dengan kasa dalam beberapa menit. Jika tidak dapat diatasi maka lakukan eksplorasi dengan membuka jahitan di arah tempat sumber perdarahan.
2.      Hematom
Terdapat bekuan darah sebagai akibat terputusnya pembuluh darah dan darah berkumpul di jaringan ikat longgar. Hematom dapat aktif ataupun  pasif. Aktif artinya hematom terus membesar karena bekuan yang terbentuk tidak mampu menutup pembuluh darah yang pecah. Jika ini terjadi maka harus dilakukan eksplorasi ulang dan dilakukan hemostasis. Jika hematom tetap tidak membesar, maka kalau ukurannya relatif kecil tidak masalah sepanjang tidak mengganggu penjahitan atau kosmetik .
3.      Seroma
Cairan yang keluar dari luka atau bekas manipulasi tindakan yang bersumber dari ekstravasasi pembuluh darah dan lymp. Jika aktif maka salah satu jahitan dibuka untuk memberi jalannya cairan keluar. Dapat juga menggunakan balutan yang bersifat absorben, misalnya yang mengandung agar-agar laut atau bio-ceramic.
4.       Infeksi
Terjadi mulai hari kedua dan sering muncul di hari ke 3. Tanda dan gejalanya:
a.       Edema
b.      Kemerahan
c.       keluar eksudat yang bertambah banyak
d.      demam
e.       takikardi
f.       nyeri
Jika dijumpai tanda-tanda tadi, maka cucilah luka sampai bersih dengan NaCl 0,9 % Jaringan nekrotik dan eksudat harus dibersihkan sampai maksimal. Jika ada krusta maka harus diangkat karena dibawahnya hampir dipastikan terjadi koloni kuman. Berikanlah tambahan antibiotik dengan dosis yang sudah dihitung untuk 3 hari kedepan. Jika 3 hari tidak memberikan respon maka lakukanlah tes kultur dan resistensi. Sambil menunggu hasil tes kultur dan resistensi, gantilah antibiotik dengan golongan lain. Perlu diperhatikan tanda dan gejala berbagai komplikasi yang mungkin terjadi. Uraian rinci dapat dibaca di bab berikutnya.
5.      Wound Dehiscence
Terbukanya luka operasi karena proses inflamasi dan atau infeksi yang mengganggu healing. Jika luka kotor, maka dilakukan perawatan luka terbuka dengan mencuci dengan NaCl 0,9 % dan atau dengan larutan antiseptik. Setelah terbentuk granulasi atau luka bersih maka dilakukan penjahitan kembali (secondary suture)


BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Bedah minor penanganan luka terinfeksi merupakan Infeksi masuknya mikroorganisme patogen atau kuman ke dalam tubuh dan jaringan yang terjadi pada individu.

3.2  SARAN
3.2.1        bagi masyarakat
diharapkan makalah ini bisa menambah wawasan masyarakat tentang bedah minor penanganan luka terinfeksi.
3.2.2        bagi sekolah
Diharapkan siswa-siswi menjadikan makalah ini bahan bacaan dan menambah wawasan tentang bedah minor penangan luka terinfeksi serta memberikan manfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar